Tulisan pertama, untuk orang terakhir.

Teruntuk dia kekasihku, Muhammad Ridhwan.

Tulisan pertama ini jelas untuknya,
seseorang yang teramat sangat aku cintai saat ini dan ku harap juga untuk selama-lamanya.

Sekarang ia pasti sedang tidur pulas-pulasnya, setelah bersikeras memilih untuk tak tidur malam dan malah telponan denganku sampai pagi.
Dasarr orang itu memang keras kepala, beruntung rasa ngantuk bisa mengalahkannya haha.

Entah rasanya ingin sekali aku melihatnya tertidur pulas, memandangi wajahnya sepuas-puasnya, mendengar apakah ia mendengkur atau mengigau saat terjaga. Aku selalu penasaran dengan hal itu, pasti sangat menyenangkan bisa memperhatikan tanpa disadari olehnya.

"Lima ribu sembilan puluh tiga mil" menjadi alasan kenapa keinginan yang sederhana itu bisa menjadi terlalu mewah untuk kami berdua.

Tapi apa yang mau dikata, ia sudah terlalu nyata untuk ku.
Ia pernah bilang "Apa ada yg bisa menjelaskan, bagaimana ikan di lautan bisa bertemu dengan sayur mayur di taman dalam satu masakan? Mereka bukti bahwa untuk bersatu, jarak atau tempat bukanlah komponen penting. Kita cuma harus percaya, dengan segala sesuatu yg kita cita-citakan."

Aku setuju, jarak bukanlah pemenang, sebab cinta tiada lawan.
Bagaimana pun aku selalu berdoa, semoga secepatnya temu bisa kami berdua rayakan.

Ah tiba-tiba aku jadi merindukannya.
Menyebalkan bukan, ia selalu datang bahkan saat ia sedang tertidur. -,-

Sudah saatnya aku mengakhiri tulisan ini, kalau tidak ia akan mengamuk dan semakin beranak pinak di kepalaku ahahaha.
Ini akan menjadi tulisan pertama, jadi sejak hari ini aku mau terus menuliskannya disini.
Sebab semua yang tentangnya adalah hal yang penting, dan bukankan hal-hal penting sudah seharusnya ditulis dan tidak dilupakan? Hihihi.

Selamat siang, ridhwan.
Disini sudah malam❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dipertemukan untuk berpisah dengan cara yang lebih perih.

He broke the girl who loved him more than she loved herself.

Rindu.