Wake me up when september ends.
Here comes the rain again
Falling from the stars
Drenched in my pain again
Becoming who we are
As my memory rests
But never forgets what I lost
Wake me up when September ends~
Hujan-hujan, musik dan kangen mantan, sepertinya perpaduan yang pas untuk hari ini.
Aku tidak mau menjelaskan seberapa banyak aku kangen ridhwan, karena rasanya terlalu membosankan membahas panjang lebar tentang sesuatu yang sebenarnya sudah sangat jelas.
Bulan september ini, sama saja dengan september tahun lalu. Bedanya ini adalah bulan pertama di tahun 2017 yang aku lalui tanpa ridhwan.
Ridhwan disana mungkin sudah masuk kuliah dan kembali menjalani hari-hari sibuknya. Hari-hari yang buruk juga mungkin, karena sudah tak bisa lagi begadang main pes sampai pagi dengan teman-temannya.
Mengingat apartemen ridhwan sudah dekat dengan kampus, jadi mungkin ia akan bejalan kaki saja kesana tapi bisa juga naik bus kalau kalau ia bangun kesiangan seperti biasa. Asal jangan bolos saja, karena sudah tak ada lagi aku yang bisa mengomelinya.
Aku juga sudah mulai kuliah, bertemu dengan orang-orang membosankan lagi. Tak ada bedanya sebenarnya, aku masih sibuk dan semakin sibuk.
Aku sampai sakit beberapa hari kemarin karena terlalu lelah, saat aku sakit aku teringat ridhwan yang selalu mengomeliku, tentang betapa ia tidak suka melihat ku bekerja dan kuliah. Sementara ia mengomel tentang ketidaksukaanya, aku malah semakin bertambah suka dengannya. Sesederhana itu di setiap hari aku menyukainya.
Kalau ku ingat-ingat betapa banyak aku menyukainya dulu, aku jadi lucu sendiri. Tentang kebodohan ku berpikir kami terlalu serasi, sampai-sampai ku pikir aku takkan menikah selain dengannya.
Padahal perpisahan ku yang berulang-ulang kali dengannya sudah jelas-jelas mmbuktikan bahwa kami jauh dari kata cocok.
Aku tidak sadar tentang terlalu banyak kekuranganku yang sulit mengimbangi kesempurnaannya. Ridhwan terlalu sempurna. Oleh karena itu, saat terakhir ia bilang ia butuh wanita yang seperti ku tapi dengan versi sedikit lebih sempurna, aku baru sadar, membuka mata lebar-lebar bergegas bangun dari segala mimpi yang tentangnya.
Akhirnya, aku harus kembali pada kenyataan. Dengan tumpukan berkas kerjaan, tugas kuliah yang mulai menggunung, drama korea yang sepertinya menanti untuk ditonton, novel yang dari kapan belum sempat ku baca.
Tak apa, pun jika semuanya hanya mimpi, maka itu adalah mimpi panjang tujuh bulan yang paling menyenangkan dalam hidupku.
Ridhwan,
ternyata di luar masih hujan. Aku bisa tidur lagi sebelum kuliah kayaknya, mampir lah lagi sesekali ke dalam mimpi ku and wake me up when september ends.
"Pada akhirnya, semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya dalam pejam ku sebelum pulas" - Zarry Hendrik.
Komentar
Posting Komentar