Ikhlas.

Akhir-akhir ini aku merasa seperti kurang kerjaan, dan kalau sudah begini aku pasti kepikiran ridhwan. Sudah berpuluh-puluh kali aku bolak-balik kontak LINE ridhwan ingin sekali menelponnya tapi segan, takut tidak diangkat nanti aku kecewa dan sepertinya aku belum siap mengecewakan diriku. Lagian buat apa juga kan aku menelponnya? Sudah jelas-jelas dia pergi karena tidak mau diganggu olehku. Tapi aku kangen....
Sepertinya mendengar satu kata saja darinya sudah cukup untuk mengobati rasa kangenku, tapi mengingat aku manusia yang tidak pernah merasa puas, pasti aku ingin berlama-lama menghabiskan waktu telponan dengannya. Kalau lama nanti aku baper, nah itu kan bahaya juga. Jadi setelah mempertimbangkan semua itu, ku putuskan untuk menulis saja.

Setelah putus dari ridhwan entah kenapa aku jadi super sibuk, kali ini bukan menyibukkan diri seperti biasanya tapi memang benar-benar sibuk. Januari kemarin aku ngebut skripsiku demi dapat jadwal sidang secepatnya, agar supaya aku bisa cepet-cepet stop bayar kuliah.
Aku sempat stres karena joki skripsiku kurang bisa bekerja sama, atau memang akunya saja yang terlalu perfeksionis dan banyak maunya. Setelah melewati drama-drama perskripsian duniawi, alhamdulillah aku bisa sidang tepat waktu di akhir bulan januari. Sekarang belakang namaku ada S.Ak nya, walaupun belum official hahaha senang dan bangga sekaligus sedih sedikit karena aku berharap ridhwan ada di moment seperti ini.
Sehabis sidang aku belum bisa lega, gara-gara mengurus skripsi bolak-balik kampus dan izin kerja mulu akhirnya kerjaanku jadi numpuk, apalagi di bulan februari sudah dijadwalkan rapat tahunan, itu artinya deadlineku sudah tidak ada akhlaknya lagi aliyas ya Allah aku sampai lembur berhari-hari dan itu membuatku ingin sekali mengeluh dengan ridhwan, yang ujung-ujungnya pasti dia akan bilang "lagian siapa suruh kamu kerja", tidak membantu sama sekali tapi aku tetap suka mengeluh dan membuatnya kesal.

Dengan berakhirnya masa-masa sibukku, maka datanglah kesibukan yang baru yaitu sibuk merindukan seseorang yang mungkin tidak merindukanku haha
Aku penasaran bagaimana kabar ridhwan sekarang, sudah pulang kah dia ke Turki? atau masih di Indonesia? Belakangan dunia dihebohkan dengan virus Corona,  aku mulai mengkhawatirkan ridhwan. Walaupun aku sangat yakin virus semacam itu bukan hal yang dia takuti, apalagi dia tipikal manusia yang akan meneriaki "Lebay" kepada orang-orang yang kemana-mana harus pakai masker dan tidak lepas hand sanitizer. Aku tau betul karena aku juga tipikal orang semacam itu.
Untuk orang-orang seperti aku dan ridhwan, social distancing bukan sesuatu yang baru karena sebelum ada corona pun kami sudah dengan senang hati jaga jarak dengan manusia.
Afifah bahkan bilang "Ketika WFH diumumkan ikam adalah orang pertama yang sangat bahagia", memang benar-benar tidak ada yang lebih mengenalku sebaik afifah.
Sayangnya di tempatku WFH belum diterapkan, mungkin karena disini belum ada yang positif corona. Hmm sepertinya ridhwan harus berhenti meremehkan daerahku hahaha


Ridhwan,
dimanapun kamu sekarang, tolong jaga diri baik-baik ya.
Karena sesuatu yang buruk bisa terjadi kapan saja, mengingat kamu sudah memperlakukan ku dengan teramat sangat jahat wkk
Kamu tau sendiri kan kebaikan sebesar biji dzarrah pun akan dibalas Allah, begitu juga keburukan. Gimana sudah mulai takut belum? hahaha canda sayankkkk
Semoga kamu dilindungi Allah terus, urusanmu dipermudah, rezekimu dilancarkan. Kalau banyak duit semoga aku ditransferin, dan kalau benar kamu sudah punya pacar seperti yang sahabat-sahabatku bilang, aku akan mendoakan yang baik-baik untuk kalian. Sungguh, aku sudah mulai ikhlas sekarang.
Ikhlas bukan berarti berhenti mencintai bukan?
Kalau ditanya masih cintakah aku sama kamu, tentu jawabannya adalah iya.
Masih berharap kamu kembali? tentu saja masih.
Kalau tidak kembali? yasudah, mungkin Allah punya rencana yang lebih baik untukku.
Hanya saja untuk saat ini dan entah sampai kapan, aku tidak mau memaksa pergi perasaan ini, aku sudah nyaman mencintai satu orang, nanti kalau memang sudah waktunya berhenti, maka akan berhenti dengan sendirinya.

Maaf ridhwan,
untuk kesekian kalinya aku keras kepala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dipertemukan untuk berpisah dengan cara yang lebih perih.

He broke the girl who loved him more than she loved herself.

Rindu.