Selamat Berpisah.
Hingga hari ini aku masih mempercayai betapa Tuhan mencintaiku, dikabulkan-Nya satu do’a ku untuk mendengar suara Ridhwan sekali lagi.
Aku senang bukan main, sampai tidak bisa berhenti tersenyum
melihat notif di handphoneku “1 missed voice call”. Ridhwan bilang ada yang
ingin ia sampaikan, aku langsung gugup dan mulai mempersiapkan diri. Sebenarnya
aku punya firasat ini akan menjadi kali terakhirku mengobrol dengannya. Oleh karena
itu aku menikmati setiap perbincangan kami, perdebatan kecil dan bersenda gurau
sambil berharap dalam hati telpon ini tidak akan pernah berakhir selamanya.
Ridhwan mulai menjelaskan perlahan tentang situasi hubungan
kami sekarang. Ia bilang orang tuanya tidak bisa mendukung hubungan ini
mengingat jarak kami yang begitu jauh, sama halnya dengan orang tuaku. Aku
tidak heran dan sangat memaklumi itu, aku hanya sedikit sedih karena pada
akhirnya kami berdua kalah dengan “jarak”, satu kata yang selama 3 tahun lebih ini
mati-matian diperjuangkan. Tapi di satu sisi aku senang, alasan kami berakhir
bukan karena saling membenci ataupun tidak saling mencintai lagi.
Aku salut Ridhwan kali ini berpamit dengan baik, bukan
dengan tiba-tiba hilang begitu saja seperti biasanya. Dan aku yang tadinya
selalu overthinking setiap malam, sambil bertanya-tanya “what have I done?” “what
did I do wrong?” “do I really deserve this??”, akhirnya menemukan jawabannya.
Sekarang aku lega, ternyata ini bukan salahku juga bukan
salah Ridhwan. Kita hanya sudah sampai pada titik di mana kita harus berhenti,
di waktu yang bijaksana.
Ridhwan, sekarang kamu ku lepaskan.
Terima kasih untuk 3 tahun yang sangat berharga. Kamu
mengajariku banyak hal; kesabaran, kepercayaan dan ketulusan. 3 tahun yang lalu
aku hanya wanita dingin yang sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta, dan
kamu datang sebagai sosok “cinta” itu sendiri. Mendengar cerita-ceritaku yang
tidak penting, menjadi teman baik sekaligus menyebalkan, menghiburku saat
sedih, memberiku uang jajan, memarahiku saat aku salah (atau benar sekalipun)
hahaha, ikut mengumpat pada sesuatu yang aku benci, memuji dan menganggapku
cantik setiap waktu. Terima kasih untuk hal-hal sederhana itu.
Jaga dirimu baik-baik ya… Temukan pemilik hati yang kamu dan
keluargamu cintai. Jangan mencari yang seperti aku, karena mungkin kamu tidak
akan pernah menemukannya. Jangan juga mencari yang lebih baik, supaya kamu
tidak berpikir kamu tidak pantas untuknya.
Sekali lagi terima kasih, untuk satu hari kemarin. Telah ku
anggap satu hari itu sebagai pelukan perpisahan. Mungkin akan ada saat-saat dimana aku menangisi perpisahan ini, entah seminggu, sebulan, setahun, sampai akhirnya aku kembali dikuatkan dan disadarkan bahwa perpisahan kita adalah wajar.
Ridhwan, izinkan aku untuk terakhir kalinya mengucapkan satu
kalimat, sebelum aku sudah tidak mengalaminya lagi: I love you so much.
This is great information about Lock and Key. A professional Locksmith can do both Residential & Commercial Lock Repair.
BalasHapus