Aku kangen.

Ridhwan, aku kangen.
Seminggu sudah kami berpisah dan aku bahkan tidak menangis sedikit pun. Bukan karena semua ini tidak terasa menyedihkan, hanya saja bagiku sejauh apapun ridhwan melangkah, di ingatan ku ia masih sangat dekat.

Aku rindu suaranya, aku masih ingat caranya memanggilku "sayang" dengan lembutnya. Dan ku rasa suara ridhwan adalah pengantar tidur terbaik di sepanjang hidupku.
Aku rindu berdebat dengannya, mendengar ia mendengkur saat tertidur, bercerita sepanjang malam tentang teman-temanku, rindu bagaimana cara ia menghibur ku dan aku juga rindu saat ia bilang ia sangat merindukan ku.

Tapi entah kenapa aku tak penasaran dengan kabarnya, aku tau ia pasti baik-baik saja. Ridhwan selalu bisa mengatasi semuanya dengan baik, begitulah ia.
Ridhwan itu nyaris sempurna, kelak jika ia terlahir kembali aku mau ia jdi menantuku. Biar kalau ia menyakiti puteriku, aku bisa memarahinya hahaha.

Teman-temanku pun mulai bertanya bagaimana hubungan ku dengan ridhwan, aku tersenyum tidak mau menjawab. Seolah-olah mengerti, mereka sekarang malah sibuk menjodoh-jodohkan ku dengan orang-orang. Aku tertawa, mereka pikir aku sesederhana itu. Bahkan sampai detik ini, menyebut nama Ridhwan saja hati ku masih begetar hebat. Maka mustahil memulai, jika perasaan ku belum selesai.

Sekarang aku mau membiasakan diri dulu tanpanya, aku juga mungkin harus mengurangi mengingat dan menulis seperti yang ku lakukan hari ini, karena ini hanya akan menyakitiku pada akhirnya.
Pelan-pelan aku harus menerima, bahwa semua yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Dan mungkin saja ini terbaik untuk ku dan ridhwan, bukankah aku mau yang terbaik untuknya?

Hmm...
Ridhwan, sebelum aku tidak mencintaimu lagi. Kamu harus tau, membalas pesan mu pertama kali dulu adalah sesuatu yang tak akan pernah ku sesali seumur hidupku.❤ Percayalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dipertemukan untuk berpisah dengan cara yang lebih perih.

He broke the girl who loved him more than she loved herself.

Rindu.