Selamat tanggal 12, aku sudah habis.

Semesta itu lucu.
Kemarin adalah waktu terlama aku dan ridhwan berbincang tanpa perdebatan, tanpa perpisahan maksud ku. Satu bulan, di bulan ramadhan. Mengingat seringnya kami berpisah belakangan, kami berdua malah sibuk saling menunjukkan siapa yang paling sayang.
Sampai di ujung hari, aku membuat kesalahan yang menurutnya tak termaafkan. Aku mengabaikannya, hanya karena suasana hati ku tak baik.
Ridhwan marah besar, aku tidak menyangka ridhwan akan semarah itu. Atau mungkin juga ia sudah menahannya sebulanan ini, mungkin.
Kemudian ia menghilang, aku berusaha menghubunginya dimanapun, sayangnya semua akun media sosialku sudah diblokirnya. Aku coba sms, tidak ada respon.

Dan akhirnya dia menghubungiku di Whatsapp, ridhwan bilang sekarang semuanya sudah berakhir. Dan kali ini aku menerimanya, menghargai apa yang sudah ia putuskan.
Di akhir kalimat ia menutup dengan "Aku cukup senang pernah kenal kamu", aku tersenyum lega, paling tidak selama dengan ku ia pernah bahagia dan itu cukup bukan?

Aku terus terang tidak tau bagaimana cara yang tepat merayakan kehilangan kali ini. Ini sama sekali bukan hal yang mudah untukku. Aku hanya diam, bahkan semenjak perginya aku tidak menangis. Sekarang tidak ada lagi tangis yang tersedu-sedu, hanya ada air mata yang menggelantung di kelopak. Tak ada lagi puluhan sms memintanya tinggal, yang ada hanya ribuan rindu yang menumpuk di dada.

Ridhwan,
Kali ini aku akan rayakan semua ini sendirian, tak ada lagi cerita duka yang biasa ku ceritakan kpd sahabat-sahabatku. Dan bila mereka bertanya bagaimana kita atau bagaimana kabarmu, aku hanya akan tersenyum seolah semuanya baik-baik saja. Karena aku berharap kamu disana selalu baik-baik saja.
Aku rasa, setelah ini aku tak mau segila ini dengan seseorang. Selain denganmu, aku tak akan semeledak ini lagi. Aku sudah habis.
Terlepas dari sifat ku yang kamu bilang tak bisa diperbaiki, apapun yang selama ini ku katakan perihal perasaanku adalah benar adanya. Untuk waktu yang menurutku tidak singkat, aku berterimakasih. Sama halnya dengan mu yang bilang cukup bahagia mengenalku, aku pun juga. Bedanya aku bukan hanya cukup bahagia, tapi 'sangat' bahagia selama ini, dan ini benar-benar nikmat Tuhan yang lebih dari cukup.

Mungkin kamu benar, memaksakan semuanya itu percuma. Semesta sudah punya jalan sendiri untuk kita. Dan kita harus menerimanya bukan?
Sekarang bahagialah, lanjutkan perjalanan yang sempat terhambat karena aku. Temukan kebahagianmu.
Dan ketahuilah, aku adalah orang pertama yang iri dengan siapapun wanita yang akan menjadi istrimu kelak.❤
Ridhwan, aku rindu kamu serindu-rindunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dipertemukan untuk berpisah dengan cara yang lebih perih.

He broke the girl who loved him more than she loved herself.

Rindu.