Selamat Berpisah.
Hingga hari ini aku masih mempercayai betapa Tuhan mencintaiku, dikabulkan-Nya satu do’a ku untuk mendengar suara Ridhwan sekali lagi. Aku senang bukan main, sampai tidak bisa berhenti tersenyum melihat notif di handphoneku “1 missed voice call”. Ridhwan bilang ada yang ingin ia sampaikan, aku langsung gugup dan mulai mempersiapkan diri. Sebenarnya aku punya firasat ini akan menjadi kali terakhirku mengobrol dengannya. Oleh karena itu aku menikmati setiap perbincangan kami, perdebatan kecil dan bersenda gurau sambil berharap dalam hati telpon ini tidak akan pernah berakhir selamanya. Ridhwan mulai menjelaskan perlahan tentang situasi hubungan kami sekarang. Ia bilang orang tuanya tidak bisa mendukung hubungan ini mengingat jarak kami yang begitu jauh, sama halnya dengan orang tuaku. Aku tidak heran dan sangat memaklumi itu, aku hanya sedikit sedih karena pada akhirnya kami berdua kalah dengan “jarak”, satu kata yang selama 3 tahun lebih ini mati-matian diperjuangkan. Tapi di satu s...